Pengaruh Penyakit Jantung terhadap Kehamilan
Jantung tidak mampu mamberikan nutrisi dan oksigenasi pada janin yang sedang
tumbuh
Akibatnya
Untuk Bayi
Keguguran
Lahir prematur
Pertumbuhan janin terlambat
Cacat bawaan
Asfiksia janin intrauterine
Tumbuh kembang janin akan terhambat setelah lahir
Pertumbuhan janin terlambat
Cacat bawaan
Asfiksia janin intrauterine
Tumbuh kembang janin akan terhambat setelah lahir
Untuk
Ibu
Terjadi payah jantung (Decompensatio Cordis DC) sehingga
kematian ibu meningkat.
Pembagian klinik penyakit jantung pada kehamilan
Kelas I : Tidak ada keluhan
Kelas II : Aktivitas sedang berat menyebabkan
sesak (dyspnoe d’effort)
Kelas III :
Aktivitas ringan menyebabkan sesak
Kelas IV : Sesak
nafas berkelanjutan
Kira-kira 90% dari kehamilan dengan penyakit jantung
termasuk kelas I dan II dan 10% yang berada dalam kelas III dan IV (angka
kematian ibu 80%)
Saat-saat Kritis
1. Hiperemesis
Gravidarum
Mual, muntah dan intake menurun, terjadi
hemokonsentrasi, sedangka metabolisme meningkat, paru-paru sulit mengembang,
menyebabkan beban jantung meningkat.
2. Umur
Kehamilan 32-34 minggu
Terjadi puncak hidremia (25-50%),
mengakibatkan beban jantung meningkat
3. Partus
Kala II
Aliran darah meningkat, saluran penghubung
berhenti, mengakibatkan beban jantung tiba-tiba meningkat
4. Puerperium
a.
Dini (3-5 hari)
Saluran
penghubung yang berhenti, mengakibatkan volume darah yang kembali ke jantung
mendadak meningkat.
b.
Lanjut
Bahaya
infeksi puerperalis, endometritis, infeksi organ lain, berlanjut menyebar
secara hematogen, mengakibatkan sub akut bakterial endokarditis (SBE )
Penatalaksanaan
a. Waktu ANC
1.
Kehamilan boleh diteruskan bila penyakit
jantung bila penyakit jantung fungsional kelas I & II. Bila kelas III &
IV dipertimbangkan obortus provocatus medicinalis.
2.
Perawatan bersama penyakit dalam.
3.
Pencegahan terhadap :
o
Anemia defisiensi besi
o
Infeksi
o
Toksemia Gravidarum
o
Obesitas
o
Pekerja fisik, cemas, aritmia
b. Waktu
Inpartu
1. Kala
I :
o
Induksi persalinan atas indikasi obstetrik
(bukan karena DC)
(bukan karena DC)
o
Berikan digitalisasi cepat, bila ada
tanda-tanda akut
DC seperti :
DC seperti :
- Nadi
lebih dari 110 kali permenit
- Sesak,
respirasi lebih dari 28-30 kali permenit
- Ronki
basal paru-paru
- Suara
jantung (S1) mengeras
- Irama
gallop
- Paroksismal
atrial tachycardia
2. Kala
II :
o
Dipercepat dengan forsep ekstraksi
o
Seksio sesaria dikerjakan atas indikasi
obstetri
o
Hindari trauma berlebihan dan infeksi
o
Didampingi dokter penyakit dalam
3. Kala
III :
Cegah
akut refluk darah ke jantung dengan posisi fowler dan
pemasangan torniquet pada kedua tungkai.
pemasangan torniquet pada kedua tungkai.
c.
Waktu Puerperium
1.
Bed rest, dirawat 5-10 hari mengingat bahaya DC
aut dan SBE
2.
Kalau perlu berikan sedatif
3.
Cegah konstipasi
4.
Laktasi dibatasi untuk DC kelas III dan IV oleh
karena :
o
Menyusui, komplikasi berupa lecet pada niple,
terkena infeksi, berlanjut menjadi mastitis, mengakibatkan SBE
o
Menyusui, mengakibatkan keseimbangan cairan
berubah, menimbulkan dehidrasi (pada DC, cairan harus seimbang)
d. Keluarga
Berencana
1.
Bila Jjumlah anak sudah cukup dianjurkan kontap
(MOW/MOP)
(MOW/MOP)
2.
Bila menolak kontap, dianjurkan memakai IUD
3.
Sebaiknya anak tidak lebih dari dua