Friday, January 18, 2013



Pengaruh Penyakit Jantung terhadap Kehamilan
Jantung tidak mampu mamberikan nutrisi dan oksigenasi pada janin yang sedang tumbuh



Akibatnya Untuk Bayi

Keguguran
Lahir prematur
Pertumbuhan janin terlambat
Cacat bawaan
Asfiksia janin intrauterine
Tumbuh kembang janin akan terhambat setelah lahir


Untuk Ibu

Terjadi payah jantung (Decompensatio Cordis DC) sehingga kematian ibu meningkat.

Pembagian klinik penyakit jantung pada kehamilan
Kelas I        : Tidak ada keluhan
Kelas II       : Aktivitas sedang berat menyebabkan sesak (dyspnoe d’effort)
Kelas III      : Aktivitas ringan  menyebabkan sesak
Kelas IV      : Sesak nafas berkelanjutan

Kira-kira 90% dari kehamilan dengan penyakit jantung termasuk kelas I dan II dan 10% yang berada dalam kelas III dan IV (angka kematian ibu 80%)

Saat-saat Kritis
1.     Hiperemesis Gravidarum
Mual, muntah dan intake menurun, terjadi hemokonsentrasi, sedangka metabolisme meningkat, paru-paru sulit mengembang, menyebabkan beban jantung meningkat.

2.     Umur Kehamilan 32-34 minggu
Terjadi puncak hidremia (25-50%), mengakibatkan beban jantung meningkat

3.     Partus Kala II
Aliran darah meningkat, saluran penghubung berhenti, mengakibatkan beban jantung tiba-tiba meningkat

4.     Puerperium
a.     Dini (3-5 hari)
Saluran penghubung yang berhenti, mengakibatkan volume darah yang kembali ke jantung mendadak meningkat.
b.     Lanjut
Bahaya infeksi puerperalis, endometritis, infeksi organ lain, berlanjut menyebar secara hematogen, mengakibatkan sub akut bakterial endokarditis (SBE )

Penatalaksanaan

a.        Waktu ANC
1.        Kehamilan boleh diteruskan bila penyakit jantung bila penyakit jantung fungsional kelas I & II. Bila kelas III & IV dipertimbangkan obortus provocatus medicinalis.
2.       Perawatan bersama penyakit dalam.
3.       Pencegahan terhadap :
o      Anemia defisiensi besi
o      Infeksi
o      Toksemia Gravidarum
o      Obesitas
o      Pekerja fisik, cemas, aritmia

b.       Waktu Inpartu
1.       Kala I  :
o      Induksi persalinan atas indikasi obstetrik 
    (bukan karena DC)
o      Berikan digitalisasi cepat, bila ada tanda-tanda akut 
     DC seperti :
-      Nadi lebih dari 110 kali permenit
-      Sesak, respirasi lebih dari 28-30 kali permenit
-      Ronki basal paru-paru
-      Suara jantung (S1) mengeras
-      Irama gallop
-      Paroksismal atrial tachycardia
2.       Kala II  :
o      Dipercepat dengan forsep ekstraksi
o      Seksio sesaria dikerjakan atas indikasi obstetri
o      Hindari trauma berlebihan dan infeksi
o      Didampingi dokter penyakit dalam
      3.       Kala III :
      Cegah akut refluk darah ke jantung dengan posisi fowler dan   
      pemasangan torniquet pada kedua tungkai.

c.        Waktu Puerperium
 1.        Bed rest, dirawat 5-10 hari mengingat bahaya DC aut dan SBE
 2.       Kalau perlu berikan sedatif
 3.       Cegah konstipasi
 4.      Laktasi dibatasi untuk DC kelas III dan IV oleh karena :
 o      Menyusui, komplikasi berupa lecet pada niple, terkena infeksi, berlanjut menjadi mastitis, mengakibatkan SBE
 o      Menyusui, mengakibatkan keseimbangan cairan berubah, menimbulkan dehidrasi (pada DC, cairan harus seimbang)

d.  Keluarga Berencana
     1.       Bila Jjumlah anak sudah cukup dianjurkan kontap 
     (MOW/MOP)
     2.      Bila menolak kontap, dianjurkan memakai IUD
     3.      Sebaiknya anak tidak lebih dari dua